Bisnis.com, JAKARTA — Vanguard, Lo Kheng Hong, hingga BlackRock masih mempertahankan posisinya di daftar pemegang saham terbesar PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS).
Berdasarkan data yang dikutip Kamis (10/7/2025), ketiga nama investor itu masih masuk ke dalam 10 besar pemegang saham PGAS terbesar.
Secara terperinci, The Vanguard Group Inc. memegang 368,37 juta lembar atau 1,52% saham PGAS per akhir Semester I/2025. Kepemilikan itu menempatkan mereka di posisi keempat.
Kemudian, Lo Kheng Hong tercatat memegang 273,78 juta lembar atau 1,13% saham PGAS per akhir Juni 2025. Alhasil, dia menempati posisi ketujuh.
Di bawah Lo Kheng Hong, terdapat BlackRock Inc. yang memegang 198,69 juta lembar atau setara dengan 0,82% saham PGAS. Perusahaan manajemen aset terbesar di dunia itu bertahan di posisi kedelapan.
Sebagaimana diketahui, rangkaian pembagian dividen PGN tahun buku 2024 telah memasuki jadwal pembayaran pada Rabu (2/7/2025). Emiten BUMN berkode saham PGAS itu menebar US$271,54 juta atau setara dengan Rp182,08103 per lembar.
Baca Juga
Sekretaris Perusahaan PGN Fajriyah Usman sebelumnya mengatakan, hal itu menjadikan PGAS salah satu emiten energi dengan imbal hasil tertinggi di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dia menyebut, dividen akan dibayarkan paling lambat 2 Juli 2025, sesuai hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada 28 Mei lalu.
Adapun, PGN mencatatkan kinerja positif sepanjang 2024 dengan pendapatan mencapai US$3,8 miliar. Capaian tersebut didorong oleh pertumbuhan segmen bisnis dan optimalisasi keuangan.
Laba operasi tercatat US$522,7 juta, sedangkan laba bersih tahun berjalan yang diatribusikan ke entitas induk sebesar US$339,4 juta.
“Kinerja 2024 memperlihatkan kekuatan operasional PGN dan pengelolaan keuangan yang disiplin. Pembagian dividen ini mencerminkan fokus kami dalam menciptakan nilai jangka panjang bagi pemegang saham,” ujar Fajriyah melalui keterangan resmi dikutip Sabtu (7/6/2025).
Dia menuturkan, sebesar US$67,9 juta dari laba bersih ditahan untuk mendukung pengembangan bisnis dan keberlanjutan operasional PGN.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.