Bisnis.com, JAKARTA — PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) memulai babak barunya usai mendapatkan persetujuan pembelian kembali saham (buyback) senilai Rp3,3 triliun dan mengumumkan formasi direksi anyar.
Berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Seluruh agenda rapat yang diajukan disetujui oleh pemegang saham.
Manajemen GOTO dalam keterangan resminya mengatakan persetujuan RUPS tersebut mencakup perubahan pada dewan komisaris dan direksi, serta pembaruan strategi pengelolaan modal perseroan.
Pembaruan ini termasuk rencana pengalihan saham treasuri untuk program kepemilikan saham karyawan dan manajemen Perseroan, serta program pembelian kembali saham (buyback) yang baru senilai hingga US$200 juta, sebagaimana telah diungkapkan GOTO sebelumnya.
GOTO memperoleh restu pemegang saham untuk melakukan pembelian kembali saham atau buyback sebesar US$200 juta atau setara Rp3,3 triliun. Buyback ini diperkirakan dapat menstabilkan harga saham GOTO di pasar.
Direktur Utama GoTo Patrick Walujo mengucapkan terima kasih kepada para pemegang saham atas dukungannya yang tecermin dari persetujuan terhadap seluruh agenda yang diajukan pada RUPS ini, termasuk penyegaran kepemimpinan GOTO.
Baca Juga
“Kami menyambut hangat komisaris dan para anggota Direksi yang baru, yang dengan pengalaman dan wawasan strategisnya akan memainkan peran penting dalam membawa GoTo menuju fase pertumbuhan berikutnya. Kami juga menyampaikan terima kasih yang tulus kepada komisaris dan para anggota direksi yang mengakhiri masa jabatannya atas dedikasi dan kontribusi berharga mereka selama ini,” ujar Patrick, Rabu (18/6/2025).
Dia melanjutkan dengan fokus yang diperbarui dan penguatan kepemimpinan, GOTO akan terus mendorong pertumbuhan ekonomi digital Indonesia sekaligus menciptakan nilai jangka panjang bagi para pemegang saham, mitra pengemudi, mitra usaha, pelanggan dan karyawan GOTO.
Sementara itu, Komisaris Utama GOTO Agus D. W. Martowardojo mengatakan rapat hari ini mencerminkan kepercayaan dan dukungan yang berkesinambungan dari para pemegang saham GOTO sejalan dengan upaya GOTO secara bersama-sama memperkuat pondasi bisnis GOTO.
Persetujuan atas seluruh agenda merupakan langkah penting untuk memastikan GOTO tetap dikelola dengan baik, berorientasi ke depan, dan responsif terhadap kebutuhan yang terus berkembang dari para pemangku kepentingannya.
“Saya menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada Direksi atas kepemimpinan dan dedikasi luar biasa mereka dalam membawa Perseroan ke posisi saat ini,” tutur Agus.
Ke depan, lanjut Agus, dewan komisaris akan terus bekerja sama secara erat dengan direksi untuk semakin memperkuat tata kelola, seiring dengan upaya bersama mendukung pertumbuhan dan kemajuan Indonesia.
GOTO menyampaikan sebanyak 5 nama telah ditunjuk menjadi Direktur GOTO. Semuanya merupakan pimpinan senior di dalam Grup GoTo, yang memiliki keahlian mendalam dan rekam jejak yang kuat dalam pelaksanaan di berbagai bidang utama bisnis Perseroan.
Selain itu, Catherine Hindra Sutjahyo, yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur dan Presiden unit usaha On-Demand Services GoTo, telah diangkat sebagai Wakil Direktur Utama dan Deputi CEO, menggantikan Thomas Husted, sebagai pengakuan atas kepemimpinan strategis dan operasionalnya yang signifikan di dalam Grup.
Hans Patuwo diangkat untuk menjalankan peran yang lebih luas sebagai Presiden unit bisnis On-Demand Services, sambil tetap menjabat sebagai Direktur dan Chief Operating Officer Grup.
Dalam kapasitas ini, Hans juga akan mengawasi GoTo Financial serta memimpin upaya untuk mendorong sinergi di seluruh organisasi.
Babak Baru GOTO
Di sisi lain, Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Abdul Azis Setyo Wibowo mengatakan aksi buyback yang dilakukan GOTO ini akan memperkecil kepemilikan di publik, sehingga sejalan dengan perbaikan kinerja.
“Dengan adanya buyback, maka bisa berpotensi meningkatkan earning per share,” tutur Azis, Rabu (18/6/2025).
Dia juga menuturkan buyback juga berpotensi untuk menstabilkan harga saham GOTO.
Secara kinerja, Kiwoom Skeuritas melihat GOTO masih memiliki potensi pertumbuhan kinerja yang positif, didorong dengan efisiensi biaya serta sisi fintech yang terus menunjukkan pertumbuhan.
“Kami merekomendasikan Buy GOTO target Rp80 per saham,” ucap Azis.
Sebagai informasi, saat ini harga saham GOTO ditutup pada level Rp63 per saham. Saham GOTO tercatat turun 1,56% pada perdagangan hari ini, Rabu (18/6/2025). Selain itu, saham GOTO tercatat telah melemah 10% sejak awal tahun ini.
Sementara itu, Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menilai GOTO dapat menjadi perusahaan yang menguntungkan apabila gross transaction value (GTV) dan gross merchandise value (GMV) dapat menunjukkan tren pertumbuhan secara konsisten.
Di sisi lain, dengan buyback ini menurut Nafan dapat meningkatkan likuiditas pergerakan harga saham GOTO.
“Tujuan [buyback] untuk menciptakan demand. Ini dapat menjadi pertimbangan pelaku pasar untuk memanfaatkan sentimen buyback untuk akumulasi beli, karena secara teknikal juga saham GOTO sudah oversold,” ujar Nafan.
Adapun Nafan memberikan rekomendasi buy untuk saham GOTO, dengan target price (TP) sebesar Rp81 per saham.
Sebelumnya, GOTO menyampaikan telah memperoleh restu pemegang saham untuk melakukan buyback sebesar US$200 juta.
GOTO akan melakukan buyback paling lama 12 bulan setelah tanggal RUPS, yang menyetujui pembelian kembali saham.
"Biaya untuk melakukan pelaksanaan buyback akan berasal dari kas internal perseroan. Besarnya dana yang disisihkan perseroan dalam rangka buyback adalah sebanyak-banyaknya US$200 juta atau setara Rp3,3 triliun," tulis manajemen GOTO.
GOTO melanjutkan, perkiraan jumlah saham yang akan dibeli kembali tersebut tidak akan melebihi 10% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan, sudah termasuk saham treasuri yang dimiliki perseroan saat ini.
Pada periode buyback sebelumnya, GOTO mengeluarkan dana sebesar Rp2,09 triliun sampai 11 Juni 2025. GOTO mengakumulasi sebanyak 32,18 miliar saham Seri A.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.