Bisnis.com, JAKARTA – Saham emiten panas bumi, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) dan PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) kompak menghijau pada Selasa (27/5/2025) setelah PLN mengumumkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025—2034.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, BREN menguat 100 poin atau 1,53% ke level Rp6.625 per saham pada sesi I perdagangan hari ini. Senada, saham PGEO naik 25 poin atau meningkat 1,85% ke posisi Rp1.375.
Dalam RUPTL teranyar, porsi penyediaan tenaga listrik sebanyak 76% ditargetkan berasal dari energi baru dan terbarukan (EBT). Dari target itu, panas bumi ditargetkan menyumbang kapasitas sebesar 5,2 giga watt (GW).
Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2025-2034 penambahan kapasitas listrik ditargetkan mencapai 69,6 gigawatt (GW). Angka tersebut lebih tinggi dari RUPTL 2021–2030 yang hanya 40,6 GW.
Dalam RUPTL teranyar, 76% dari total kapasitas itu berasal dari energi baru dan terbarukan (EBT). Adapun, komposisi porsi EBT itu terdiri atas 42,6 GW atau 61% dan storage 10,3 GW atau 15%.
Merespons hal tersebut, Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Julfi Hadi menerangkan perseroan setidaknya mempersiapkan tiga proyek dengan kapasitas total 395 mega watt (MW).
Proyek itu antara lain pengembangan Lumut Balai Unit 2 dengan kapasitas 55 MW, Hululais Unit 1&2 dengan kapasitas 110 MW, serta sejumlah proyek co-generation dengan total kapasitas 230 MW.
Adapun, proyek Lumut Balai Unit 2 ditargetkan bisa beroperasi pada pertengahan 2025. Sementara itu, perseroan juga menargetkan kapasitas terpasang menjadi 1 GW dalam 2 tahun ke depan dan 1,7 GW pada 2034.
“Oleh karena itu, PGE siap berkontribusi aktif untuk menyediakan energi lokal yang andal, menggerakkan ekonomi lokal dan regional, sekaligus mendukung pencapaian target-target nasional melalui pengembangan proyek-proyek kunci,” kata Julfi dalam keterangan resminya, Selasa (27/5/2025).
Selain proyek-proyek tersebut, PGE juga tengah mempersiapkan upaya eksplorasi panas bumi di sejumlah daerah, seperti Seulawah, Kotamobagu, dan Gunung Tiga. Tidak hanya itu, perseroan juga telah mengidentifikasi cadangan sebesar 3 GW dari 10 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang dikelola perseroan.
Di sisi lain, BREN juga menyusun sederet rencana ekspansi penambahan kapasitas energi hijau dengan target 2.300 MW pada 2032. Ekspansi itu dilakukan melalui sejumlah proyek pengembangan, baik pembangkit baru maupun peningkatan kapasitas pembangkit existing.
Pada September 2024, emiten anak usaha PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) itu telah mengumumkan beberapa rencana ekspansi signifikan. Pertama, Ekspansi Salak Unit 7, dengan rencana penambahan kapasitas sebesar 40 MW melalui optimalisasi program penataan ulang injeksi.
Kedua, ekspansi Wayang Windu Unit 3, dengan penambahan 30 MW di lapangan panas bumi yang telah beroperasi, memanfaatkan infrastruktur permukaan yang ada.
Sementara itu, proyek Retrofit mencakup tiga proyek. Pertama, Wayang Windu Unit 1 & 2 dengan proyeksi peningkatan kapasitas sebesar 18,4 MW.
Kedua, Salak Unit 4, 5, dan 6 melalui penggantian rotor turbin dan diafragma dengan desain terkini untuk peningkatan efisiensi, menambah kapasitas gabungan sebesar 7,2 MW. Ketiga, Darajat Unit 3 dengan penambahan kapasitas sebesar 7 MW.